BATURADEN DAN PARIWISATA PEGUNUNGAN ERA KOLONIAL
Keberadaan obyek wisata pegunungan semacam Baturaden sudah dikenal sejak era kolonial. Keberadaan Baturaden sudah disebutkan dalam buku panduan wisata berjudul, "Handboek voor Toerisme in Nederlandsch Indie" oleh De Koninklijke Vereeniging Java Motor Club (1927) dan "Prachtige Tochten Van Uit Magelang" oleh Dr.A.J.C. Krafft (1935) serta masih banyak lagi.
Pariwisata pegunungan tentu mengandaikan sejumlah lokasi hotel di sekitar lokasi wisata pegunungan. Tercatat dalam sebuah artikel pendek berjudul, "Berghotel Batoeraden" (Hotel Pegunungan Baturaden) yang dimuat surat kabar "De Locomotief" (26 Maret 1936) sbb:
"Apakah Anda tahu foto-foto indah Baturaden, salah satu tempat paling menarik di Jawa. Jika belum, maka sudah saatnya Anda pergi ke sana, segera setelah ada kesempatan, untuk menikmati keindahan alam dan ketenangan yang begitu melimpah di sana.
"Jika demikian, maka Anda juga tahu 'Hotel Pegunungan Batoeraden', hotel yang indah dan nyaman, yang terkenal di Poerwokerto dan yang pada gilirannya berkontribusi untuk membuat masa tinggal Anda di tempat ini senyaman dan semenyenangkan mungkin (zoo prettig en genoegelijk mogelijk te maken).
Jembatan berwarna merah dengan tulisan "Baturaden" dibangun ulang tahun 2006, setelah jembatan gantung yang dibangun sejak tahun 1983 putus dan terjadi insiden yang menewaskan beberapa pengunjung. Di era kolonial (sebagaimana nampak dalam foto tahun 1935) belum ada fasilitas jembatan penghubung ini.
Comments
Post a Comment